Pasca kejadian pada Jumat, 22 Maret, Resmob Polda Sulsel mendapatkan informasi Zulaeha langsung olah TKP pukul 10.15 Wita, mencari jejak. Periksa saksi di sana yang melihat pertama.
Setelah periksa dapat identitas korban, dia pegawai di UNM. Polisi ke Kampus UNM Phinisi setelah salat jumat, mencari tau rekan-rekan korban yang dekat. Di sana ada tiga orang diinterogasi termasuk dengan sekuriti.
Dari situ ditau siapa yang sering ditemani Zulaeha. Termasuk Wahyu Jayadi. Dari situ diketahui keberadaannya di RS Bhayangkara.
Pelaku di Bhayangkara berada sebelum salat Jumat, dia juga salat Jumat di masjid Bhayangkara. Diamankan untuk pemeriksaan pada pukul 14.45 Wita. Sampai sore pemeriksaannya dan kembali lagi ke RS Bhayangkara
Pukul 19.00 Wita dibawa lagi ke posko Resmob untuk diinterogasi sampai pukul 23.00 Wita baru diakui dia melakukan hal itu.
Setelah itu polisi langsung melakukan pra rekonstruksi.
Zulaeha keluar dari kampus pukul 17.00 Wita. Janjian ketemu di depan Telkom. Ada dua mobil. Mobil pelaku dan korban. Pelaku kemudian tidak mau bicara persoala kantor di depan Telkom. Makanya jalan keluar barengan dua mobil masuk di parkiran depan UIN Aluddin, tepatnya warkop Ilham.
Disitu pelaku naik di mobil korban, dan mobilnya disimpan depan UIN. Jalan terus mengarah samping Polsek Rappocini tembus patung massa. Diajak keliling.
Masuk di Jl Manggaruppi Raya, masuk lagi di Jl Datu Paggentungan terus ke Jl Macanda. Disitu cekcok dalam mobil dan sudah mulai keras cekcoknya.
Di Jl Macanda pukul 22.00 Wita langsung berhentikan mobil, tiba-tiba naik emosinya karena korban sempat mengenai mukanya menggunakan tangan (bukan ditampar) yang membuat pelaku langsung dia cekik lehernya dari samping pakai dua tangan Korban sempat melawan. Makanya ada bekas cakaran ditangan pelaku. Lamanya di Macanda 20 menit hingga Zulaeha meninggal.
Kemudian, terus jalan menuju poros Samata. Di tengah perjalanan korban yang sudah meninggal kepalanya keluar di jendela. Pelaku menggunakan sabuk pengaman agar tidak goyang-goyang lagi
Pelaku lanjut lagi perjalanan ke Dusun Japing di depan Perumahan Bumi Zarindah.
Sempat dilewati perumahan baru kembali dan parkir depan ruko tempat ditemukannya Zulaeha. Pelaku pusing mau kabur. Matikan mobil, kasih naik semua kaca. Kunci dari dalam. Kuncinya masih di dalam mobil.
Sempat dilewati perumahan baru kembali dan parkir depan ruko tempat ditemukannya Zulaeha. Pelaku pusing mau kabur. Matikan mobil, kasih naik semua kaca. Kunci dari dalam. Kuncinya masih di dalam mobil.
Pelaku mau kabur, dia berpikir harus merubah kejadian seolah-olah kasus perampokan.
Makanya kembali ambil hp dan surat-surat tapi mobil sudah terkunci. Pelaku memukul kaca sebelah kiri tidak bisa juga pecah, makanya ambil batu besar kasi pecah kaca, dan langsung naambil surat-surat dan hp korban.
Makanya kembali ambil hp dan surat-surat tapi mobil sudah terkunci. Pelaku memukul kaca sebelah kiri tidak bisa juga pecah, makanya ambil batu besar kasi pecah kaca, dan langsung naambil surat-surat dan hp korban.
Setelah diambil hp dan surat-surat jalan keluar di Jl Raya Poros Samata menahan pengendara pakai logat Jawa. “Tolong aku diantar sampai bundaran hertasning,” katanya ke pengendara yang ditahan.
Di perjalanan surat-surat yang diambil dibuang di tengah sawah. Surat-surat penting.
Sampai di hertasning pakai bahasa Makassar. “Kulleka diantara sampai Jl Pettarani,” lanjut minta tolong kepada pengendara.
Di jl Hertasning belok kiri menuju Jl tidung tembus Goro. Lalu tembus ke Jl Raya Pendidikan mengarah ke luar. Di Jl Raya Pendidikan singgah ambil batu, dan menghancurkan Iphone X korban. Hancur dan buang bangkainya di selokan Pettarani.
Setelah itu diantar lagi sama pengendara pergi ambil mobilnya di depan UIN Alauddin. Baru pulang ke rumahnya manggaruppi pada pukul 01.00 Wita.
Dia pantau terus hpnya, pantau berita, dia cek grup belum juga ada kabar korban ditemukan. Pukul 03.00 Wita bangun lagi pantau medsos dan berita.
Paginya setelah mandi antar anaknya ke sekolah dua orang, istrinya juga mengantar anaknya dua orang. Wahyu ounya empat anak dan masuk kampus setelah antar anak. Disitu diliat media sosial sudah ditemukan mobilnya Zulaeha.
Ibu tiri Zulaeha telepon suaminya, karena Zulaeha belum pulang. Suami korban telfon Wahyu Jayadi menanyakan keberadaan istrinya. Pengakuannya belum ada masuk kampus, tempat parkirnya juga masih kosong.
Tak berselang lama Wahyu mengajak semua civitas karyawan UNM ke RS Bhayangkara. Kedatangannya untuk melihat jenazahnya. Ada Wakil Rektor datang dan Humas UNM.
Meski demikian, Kapolres Gowa, AKBP Shinto Silitonga menyatakan bahwa pihaknya masih terus mengembangkan kasus tersebut.
Kapolres Gowa AKBP Sinto Silitonga membantah informasi yang beredar bahwa ada hubungan asmara dalam kasus tewasnya Zulaiha Djafar, pegawai UNM.
“Menurut pengakuan tersangka, tidak ada hubungan asmara. Yang ada murni ketersinggungan dan tidak mampu menahan emosi saat terjadi cekcok keduanya,” ujar Sinto saat menggelar konferensi pers di Polres Gowa, petang tadi.(fyn/rb)
Editor : Media r/b
Tidak ada komentar:
Posting Komentar